Beberapa kali saya bertemu dengan para mahasiswa, atau mengunjungi kampus-kampus untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai investasi, ekonomi, keuangan, dan pasar modal. Saya sudah hapal, biasanya topik yang paling digemari oleh adik-adik mahasiswa dan mahasiswi adalah mengenai karir di bidang keuangan khususnya pasar modal.

Profesi di pasar modal sangat luas dan bervariasi, namun di sini saya akan batasi pada profesi “core” di pasar modal Indonesia. Seperti semua industri atau perusahaan, tentu profesi dan fungsi generik juga harus ada pada perusahaan di bidang pasar modal, seperti HR, IT, Compliance, dan lain-lain.

Dalam artikel saya mengenai mekanisme perdagangan di bursa efek (klik di sini), saya menjelaskan pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi saham di bursa efek. Akan tetapi, aktivitas investasi di pasar modal tidak hanya transaksi di bursa efek, tetapi juga aktivitas yang terjadi sebelum transaksi tersebut. Pasar modal mempertemukan pihak yang membutuhkan modal (Perusahaan) dan pihak yang menginvestasikan modal (Investor).

“Pasar modal mempertemukan pihak yang membutuhkan modal (Perusahaan) dan pihak yang menginvestasikan modal (Investor)”

Aktivitas pasar modal dalam membantu perusahaan untuk mendapatkan permodalan di satu sisi, dan aktivitas dalam membantu investor untuk menempatkan modalnya, sebetulnya menyediakan karir yang tidak kalah menarik, atau mungkin lebih menarik.

Aktivitas Utama di Pasar Modal

Berdasarkan regulasi dan lisensi yang diterbitkan pasar modal Indonesia, ada 3 jenis aktivitas di pasar modal yang dapat dijalankan oleh Perusahaan Efek:

  1. Aktivitas memperantara perdangangan efek (saham, obligasi, dll) di pasar – Perantara Pedagang Efek
  2. Aktivitas yang membantu perusahaan dalam menerbitkan efek (saham, obligasi, dll) di pasar – Penjamin Emisi Efek
  3. Aktivitas yang membantu investor dalam mengelola dan menginvestasikan dananya di pasar modal – Manajer Investasi

Image result for investment bankersPerantara pedagang efek dalam bahasa sehari-hari juga dikena sebagai broker atau pialang saham. Penjamin emisi efek juga dikenal sebagai “investment banking” atau “corporate finance”. Manajer Investasi merupakan istilah yang cukup familiar juga, walau istilah dalan Bahasa Inggrisnya lebih populer dipakai sehari-hari, yaitu fund manager.

Perusahaan efek yang bergerak di bidang no.1 dan/atau no.2 biasanya di Indonesia di kenal sebagai Perusahaan Sekuritas. Perusahaan sekuritas dapat memiliki salah satu dari lisensi#1 atau #2 atau dapat juga kedua-duanya.  Perusahaan yang aktivitasnya berkaitan dengan no.3 dikenal sebagai Manajer Investasi.

Profesi “Core” atau “Front Office” di Pasar Modal

Pada dasarnya, inilah profesi “core” di Pasar Modal, khususnya di Indonesia:

  1. Research Analyst
  2. Fund Manager (FM)
  3. Investment Banker (IB)
  4. Dealer
  5. Sales.

Profesi ini juga biasa disebut sebagai profesi “front office”, yaitu yang langsung berkaitan dengan proses keputusan investasi atau langsung berhubungan dengan nasabah. Sebagai catatan, beberapa istilah ini mungkin maknanya sedikit berbeda dalam konteks berbeda atau di negara lain, terutama istilah Investment Bank. Kita akan bicarakan di artikel lain.

Perlu diperhatikan juga, bahwa fungsi yang sama bisa jadi ada baik di Perusahaan Sekuritas maupun di Perusahaan Manajer Investasi, misalnya Research Analyst atau Dealer.

Research Analyst

Research Analyst atau dikenal juga sebagai Investment Analyst. Dalam percakapan sehari-hari di lingkup industri pasar modal, profesi ini biasanya disebut Analyst saja, atau Research saja. Apa tugas seorang Research Analyst? Seperti nama profesinya, mereka melakukan riset dan analisis terhadap perusahaan dan sahamnya yang diperdagangkan di bursa efek. Output dari seorang Research Analyst adalah insight, view, dan rekomendasi berkaitan terhadap saham yang dia analisa. Dalam melaksanakan tugasnya Analyst juga biasanya melakukan interaksi dengan manajemen perusahaan, melakukan visit untuk memahami bisnis dan operasional perusahaan.

Seorang research analyst idealnya memiliki latar belakang ilmu keuangan/finance  yang kuat dan/atau latar belakang industri yang sesuai. Seseorang yang memiliki pengalaman di sektor tertentu, misalnya pertambangan, bisa saja menjadis eorang Research Analyst dibidang pertambangan. Tentu, kemampuan ilmu keuangan sebuah hal yang mutlak. Kemampuan berkomunikasi, termasuk komunikasi tertulis, merupakan sebuah hal yang cukup penting bagi seorang Research Analyst.
Research Analyst dapat bekerja pada Perusahaan Sekuritas mau pun Manajer Investasi. Tokoh-tokoh senior di pasar modal Indonesia, banyak memulai awal karirnya sebagai Research Analyst. Saya sendiri juga memulai karir pasar modal sebagai Research Analyst. Rizal B Prasetijo, mantan komisioner LPS, dan Mirza Adityaswara, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, misalnya adalah Research Analyst perintis dan senior di pasar modal Indonesia.

Fund Manager (FM)

Fund Manager atau Manajer Investasi, seperti diindikasikan oleh namanya, bertugas mengelola/manage dana/fund. Jika tugas utama seorang Research Analyst adalah melakukan riset dan analisa perusahaan untuk kemudian memberikan advice dan rekomendasi, maka tugas Fund Manager adalah membuat keputusan investasi untuk portofolio/dana yang ia kelola, dan bertanggung jawab atas keputusan itu. Karena Fund Manager mengelola dana pihak lain, entah perorangan ataupun perusahaan, pada akhirnya Fund Manager memiliki tanggung jawab legal dan etis pada investor yang mempercayakan dananya pada Fund Manager (melalui perusahaannya).

Output pekerjaan seorang Research Analyst merupakan salah satu input yang penting bagi Fund Manager, walau sebagai Fund Manager seseorang juga bertanggung jawab melakukan riset dan analisa yang independen.

Untuk entry dan junior level, kualifikasi yang dibutuhkan untuk Research Analyst dan Fund Manager cukup serupa. Namun dalam perjalanannya ada karakteristik-karakteristik khusus yang membuat Fund Manager dan Research Analyst unik satu sama lain. Yang jelas, kemampuan berkomunikasi, terutama tertulis, dan kemampuan mengelola data lebih kritikal untuk posisi Research Analyst. Sementara untuk posisi Fund Manager, yang lebih kritika adalah kemampuan mengambi keputusan investasi, mengelola risiko, dan mengelola ‘mental’ dalam menghadapi gejolak pasar dan portofolio. Ada yang menilai, di antara semua profesi core pasar modal, Fund Manager yang paling cocok untuk yang merasa lebih introvert.

Di Indonesia, industri manajemen investasi, berkembang lebih belakangan dibanding brokerage dan investment banking. Akan tetapi, di kalangan internasional, Fund Manager legendaris umumnya lebih dikenal dari tokoh-tokoh pasar modal lainnya. Warren Buffet, George Soros, Bill Gross, adalah beberapa profil Fund Manager legendaris.

Investment Banker (IB)

Bertolak belakang dengan tugas Fund Manager yang membantu investor dalam menginvetasikan dananya di pasar modal, Investment Banker sebaliknya bertugas membantu perusahaan dalam mendapatkan dana di pasar modal. Investment Banker akan membantu perusahaan menganalisa kondisi keuangan dan kebutuhan pendanaannya, dan memberikan advise dan solusi yang optimal atas kebutuhan pendanaan itu. Seringkali kebutuhan pendanaan itu berkaitan dengan penggalangan dana di pasar modal, seperti penerbitan saham dan obligasi. Tapi, kadangkala solusi pendanaannya mungkin mencari dana di luar pasar modal (private financing), atau menjual aset atau anak perusahaan dan lain-lain.

Investment Banker juga kerap membantu perusahaan dalam melakukan restrukturisasi bisnisnya, seperti Merger atau Acquisition, baik yang ada keterkaitan dengan kebutuhan pendanaan atau tidak.

Image result for Gita WirjawanJadi, menerbitkan saham atau obligasi hanya salah satu dari banyak peran invetment banker dalam membantu perusahaan. Selain skills dan latar belakang keuangan, seorang investment banker diharapkan juga memiliki kemampuan negosiasi dan relationship yang baik. Di Indonesia, investment banker bekerja pada perusahaan sekuritas.
Gita Wirjawan, mantan Menteri Perdagangan Indonesia, adalah contoh seorang Investment Banker Indonesia yang sukses. Demikian juga Helman Sitohang, yang saat ini menjabat sebagai CEO Credit Suisse Asia Pacific.

Sales

Untuk saham, profesi ini biasanya dikenal sebagai Equity Sales. Sementara di obligasi/fixed income, seringkali fungsi Dealer digabung dengan fungsi Sales. Untuk kedua posisi ini, yang saya bahas di sini adalah Sales untuk nasabah institusi, bukan sales untuk nasabah perorangan.

Fungsi sales ini sangat penting bagi perusahaan pialang saham/sekuritas. Sama seperti fungsi sales di perusahaan lain, mereka bertugas mencari dan mengelola klien, dengan tujuan akhir klien melakukan transaksi saham atau obligasi melalui mereka. Dengan demikian, Sales harus memiliki pengetahuan pasar dan investasi yang cukup, terutama jika mereka melayani nasabah yang cukup profesional seperti Fund Manager. Sales juga harus memahami kebutuhan dan tujuan investasi dari nasabahnya. Oleh karena itu kadangkala juga, Sales memiliki latar belakang Research. Research Analyst yang memiliki passion untuk berinteraksi dengan klien atau yang memutuskan untuk mengurangi intensitas kerja, kadang memutuskan menjadi Sales.

Dealer

Di Perusahaan Sekuritas, Dealer adalah individu yang melakukan eksekusi transaksi saham atau obligasi di pasar, berdasarkan instruksi klien atau instruksi Sales person yang berhubungan langsung dengan klien. Di Perusahaan Manajer Investasi, Dealer melakukan hal yang sama tetapi atas instruksi Fund Manager, dan melempar order tersebut ke Perusahaan Sekuritas, baik secara manual mau pun melalui system, karena Perusahaan Manajer Investasi tidak memiliki akses langsung ke bursa efek.

Jadi, inilah lima profesi utama di industri pasar modal, walau bukan berarti profesi lainnya kalah penting. Profesi ini, terutama Research Analyst, Fund Manager, dan Investment Banker, umumnya (tetapi, tidak selalu) memiliki kompensasi finansial yang paling baik, akan tetapi juga dalam lingkungan kerja yang sangat kompetitif. Dan tentu, tergantung perusahaannnya juga, untuk profesi dan senioritas yang sama, kompensasi di perusahaan global atau papan atas bisa jadi 3-4 kali lipat kompensasi di perusahaan tier 2 atau tier 3.

BACA JUGA:

 — Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mata Uang Dalam Jangka Menengah 

— Ke(tidak)sempurnaan Seorang Pemimpin

— Mitos Sharing Economy dan Perusahaan Teknologi

— Black Monday: Ketika Awan Hitam Menyelimuti Bursa

— Louis Vuitton dan Hermes Hanya Jual Merek?

 

Salam, RF – www.FrindosOnFinance.com 


LEAVE A REPLY