Dalam hal makanan Asia, saya sering berbeda pendapat dengan istri. Istri saya lebih menyukai masakan Asia Timur, seperti China dan Jepang, sementara saya lebih menyukai masakan  Asia Selatan, seperti India atau Thailand. Jadi, jika di meja makan terhidang Dim Sum dan Chicken Masala, jelas istri saya akan pilih Dim Sum, dan saya dengan tanpa ragu-ragu akan menyantap Chicken Masala. Para pemain di pasar obligasi internasional menyukai keduanya,  Dim Sum dan Masala, seperti mereka yang juga mulai menyukai Obligasi Yuan China dan Obligasi Rupee India!

Dimasa lalu  penamaan obligasi di pasar internasional sederhana saja. Misalnya, obligasi yang dikeluarkan perusahaan Jepang dalam mata uangnya,  tentu dinamakan obligasi Yen. Demikian juga, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan Mexico, cukup dinamakan obligasi Peso Mexico.

Namun, seiring makin berkurangnya hambatan dalam arus investasi dan keuangan antar negara dunia, karakteristik atau jenis obligasi baru di pasar internasional pun bermunculan, demikian juga penamaannya. Penamaannya didasarkan pada 3 “variabel” berikut:

  • Negara asal penerbit obligasi
  • Jenis mata uang dari obligasi
  • Negara dimana obligasi tersebut diterbitkan

Euro Bond

Jika di masa lalu, yang menerbitkan obligasi dalam mata uang Yen atau dollar AS adalah perusahaan Jepang atau Amerika Serikat, sekarang tidak mesti begitu. Obligasi dalam mata uang dollar AS, umpamanya, bisa diterbitkan oleh siapa saja dan dijual dimana saja.

Obligasi dollar AS “internasional”, yaitu yang diterbitkan oleh perusahaan internasional(dari negara mana saja, tapi biasanya bukan dari AS) dan diterbitkan di luar AS, misalnya di London, dinamakan obligasi Eurodollar. Jika perusahaan internasional atau bukan perusahaan Jepang, yang menerbitkan obligasi dalam mata uang Yen di luar Jepang atau di pasar internasional, maka obligasi itu dinamakan obligasi Euroyen.

Tentu Anda sekarang tahu  apa yang dimaksud dengan obligasi Eurosterling, yaitu obligasi dalam mata uang Poundsterling Inggris, tetapi diterbitkan di luar Inggris dan oleh perusahaan internasional, yang biasanya bukan dari Inggris. Jadi, istilah “euro” digunakan untuk menyatakan bahwa obligasi tersebut diterbitkan oleh badan atau perusahaan yang bukan berasal dari negara ‘pemilik’ mata uang yang bersangkutan dan diterbitkan juga bukan  di negara pemilik mata uang tersebut. Secara umum, obligasi internasional seperti ini dinamakan Eurobond.

Eksotiknya ‘Foreign Bond’

Nah, bagaimana kalau obligasi dalam dollar AS diterbitkan oleh perusahaan non-AS, tetapi dijual di AS sendiri? Misal, PT Telkom Indonesia menerbitkan obligasi dalam mata uang dollar AS di New York. Obligasi ini dinamakan obligasi YankeeYang tak kalah menariknya juga adalah, obligasi dalam mata uang Yen yang diterbitkan di Jepang tapi oleh perusahaan non-Jepang, dinamakan obligasi Samurai.

Berbagai macam nama-nama yang cukup kreatif diberikan oleh pelaku pasar keuangan internasional untuk “Foreign Bond/Obligasi Asing”, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan asing di sebuah negara tertentu dalam mata uang negara tersebut. Selain Yankee dan Samurai, contoh lainnya:

  • Bulldog bondadalah obligasi dalam mata uang Poundsterling diterbitkan dan ditawakan di Inggris tapi oleh perusahaan atau badan yang berasal dari luar Inggris
  • Heidi bond, obligasi yang diterbitkan di Swiss dalam mata uang Swiss Franc oleh perusahaan dari luar Swiss
  • Rembrandt bond obligasi yang diterbitkan di Belanda dalam mata uang Belanda Guilder (Gulden) oleh perusahaan dari luar Belanda. Sekarang tentu mata uang Guilder sudah diganti menjadi Euro
  • Matador bond, seperti Anda tebak, ini adalah obligasi yang diterbitkan di Spanyol dalam mata uang Spanyol, Peseta (sekarang Euro), oleh perusahaan non-Spanyol.

Dim Sum, Masala, dan Geisha!

Seperti saya sampaikan sebelumnya, saya sering berbeda pendapat dengan istri dalam hal selera makanan Asia. Istri saya lebih menyukai masakan Asia Timur, sementara saya lebih menyukai masakan  Asia Selatan. Jadi jika di meja makan terhidang Dim Sum dan Chicken Masala, jelas istri saya akan pilih Dim Sum, dan saya dengan tanpa ragu-ragu akan menyantap Chicken Masala.

Para pemain di pasar obligasi internasional menyukai keduanya,  Dim Sum dan Masala, seperti mereka yang juga mulai menyukai Obligasi Yuan China dan Obligasi Rupee India. Akan tetapi, karena kebijakan capital control di China dan  India, tidak mudah bagi investor global untuk berinvestasi di China atau India, termasuk membeli obligasi mereka.

Untuk memudahkan akses bagi investor asing, dan dalam rangka mendukung recana jangka panjang China dalam meng-internasional-kan mata uang Yuan, maka diterbitkan lah obligasi dalam mata uang Yuan China, namun diterbitkan dan ditawarkan di luar China. Para pelaku pasar menamakan obligasi jenis ini sebagai Dim Sum Bond. Untuk, obligasi serupa tapi dalam mata uang Rupee India, dan diterbitkan di luar India, dinamakan oleh para pemain obligasi sebaga Masala Bond.

Dan, sebetulnya, berkaitan dengan obligasi Jepang, tidak hanya Samurai yang berjaya, tetapi juga Shogun dan Geisha.

Jika Samurai Bond adalah obligasi yang diterbitkan di Jepang oleh peusahaan non-Jepang  dalam mata uang Yen, maka Shogun Bond  adalah adalah obligasi yang diterbitkan di Jepang oleh peusahaan non-Jepang  dalam mata uang non-Yen, misal dollar AS. Beberapa pelaku pasar, menamakan Shogun Bond ini sebagai Geisha Bond.

Ngomong-ngomong, jika perusahaan asing tertarik untuk menerbitkan obligasi Rupiah di Indonesia, atau Perusahaan Indonesia menerbitkan obligasi Rupiah di luar negeri, sebaiknya kita namakan apa ya? Garuda Bond? atau Rendang Bond?

BACA JUGA

Salam, RF – www.FrindosOnFinance.com


Feel free to share with buttons below. Thank you.

LEAVE A REPLY