Setelah beberapa kali pindah kereta api, akhirnya kami mencapai desa Zermatt, salah satu desa yang paling cantik di Swiss. Suasana desa cukup ramai, namun tidak terlalu sesak karena musim panas baru saja berakhir dan musim gugur siap datang mengganti.

Gedung-gedung kayu khas Alpin, dengan bunga-bunga yang bergantungan, mengisi jalan-jalan di Zermatt. Sebagian besar digunakan sebagai restoran, toko, hotel, ataupun apartemen liburan. Iya, Zermatt merupakan salah satu tujuan yang sangat populer di Swiss, walaupun berlokasi lumayan jauh dari kota-kota utama seperti Zurich, Bern, atau Jenewa. Juga agak menjauh dari tempat saya dan keluarga menginap waktu itu, di sebuah desa di kawasan Berner Oberland (dataran tinggi Bern).

Suasana desa Zermatt.

Dari sekian banyak kawasan yang dapat dikunjungi untuk menikmati pegunungan Alpin di Swiss,  Berner Oberland menurut saya merupakan tempat yang paling indah dengan keberagaman tempat yang dapat dikunjungi, terutama di kawasan sekitar Jungfrau. Namun, rasanya tak lengkap jika tak mengunjungi atau mengagumi keindahan puncak gunung yang paling ikonik dan spektakuler di Swiss, Matterhorn.

Siapa yang tidak tahu Matterhorn. Jika ada yang tidak tahu, biasanya mudah diingatkan dengan memperlihatkan bungkus coklat Toblerone yang bergambar puncak Matterhorn. Bahkan, bentuk khas segitiga dari coklat Toblerone juga terinspirasi dari puncak Matterhorn yang berbentuk piramida. Saking populer dan ikoniknya, orang sering menganggap Matterhorn adalah puncak gunung tertinggi di Swiss atau bahkan di kawasan pegunungan Alpin. Walau sebetulnya bukan, puncak Alpin tertinggi adalah Mont Blanc di Perancis, sementara puncak tertinggi di Swiss adalah Monte Rosa.

Desa Zermatt dengan Matterhorn di latar belakang.

Tempat terdekat untuk mencapai Matterhorn adalah dari desa Zermatt, desa cantik yang berada di kaki Matterhorn. Matterhorn juga bisa dicapai dari Italia. Kok bisa? Jangan heran, karena seperti saya sampaikan di atas,  Matterhorn sedikit jauh dari tempat-tempat lainnya di Swiss. Matterhorn berlokasi persis di perbatasan Swiss dan Italia. Bagi orang Italia, Matterhorn dinamakan Monte Cervino.

Desa ini dapat dicapai dengan menggunakan kereta api. Jika Anda mengendarai kendaraan pribadi, maka Anda harus memarkirkan kendaraan di desa lain, Tasch, yang berjarak sekitar 5km dari Zermatt, dari sana Anda harus melanjutkan dengan kereta api. Karena Zermatt adalah tempat yang sepenuhnya bebas dari kendaraan bermotor.

Jika tujuan Anda ke Zermatt hanya untuk melihat Matterhorn, anda hanya butuh berjalan sedikit ke arah selatan, dan jika langit cerah anda dapat melihatnya dengan cukup jelas. Tapi, tentu ada cara yang lebih baik mengagumi Matterhorn, dan banyak yang bisa dilakukan di sekitar Zermatt dan Matterhorn. Berjalan-jalan mengelilingi desa Zermat juga merupakan sebuah aktivitas yang menyenangkan.

Pemandangan dari dalam kereta api Gornergrat Bahn sangat mengesankan.

Jika Anda menyenangi aktivitas fisik outdoor, banyak jalur hiking yang sangat indah dan spektakular. Tentu juga kegiatan seperti ski dan aktivitas yang berkaitan lainnya. Berbagai transportasi penunjang, seperti kereta kabel, banyak tersedia bagi pengunjung untuk mengeksplorasi kawasan ini.

Bagi saya, yang mengunjungi tempat ini dengan keluarga, pilihan saya adalah menumpangi kereta api khusus (cogwheel train), Gornegrat Bahn, yang membawa penumpangnya menanjak mendekati Matterhorn.Panorama sepanjang perjalanan kereta api ini sangat indah dan mengesankan.

Ujung dari perjalanan kereta api gunung ini adalah sebuah stasion yang bernama Gornegrat, sebuah panorama spektakuler dimana beberapa puncak gunung Alpin dan glaciers dapat dilihat dari sana. Beberapa fasilitas seperti Restoran dan Hotel juga tersedia.

Sebelum memulai “hiking” menuju Riffelsee. Matterhorn terlihat di latar belakang.

Karena telah melakukan berbagai aktivitas di pegunungan Alpin sebelumnya, kali ini saya dan keluarga memutuskan untuk mencari salah satu tempat yang paling fotogenik dan ikonik untuk mengambil foto Matterhorn.

Bocah-bocah saya berjalan dan bermain di sekitar Riffelsee, tempat paling ikonik untuk mengambil foto Matterhorn.

Kami berhenti di Stasiun Rotenboden, satu stasion sebelum stasiun Gornegrat, pada ketinggian sekitar 3.000 meter. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki. Tidaklah terlalu jauh, namun medannya agak cukup berat buat bocah-bocah kecil saya, terutama dalam perjalanan kembali ke stasiun, karena cukup terjal. Belum lagi angin dingin bertiup cukup kencang pada suhu udara sekitar 5 Celcius. Cukup dingin bagi kita orang Indonesia.

Setelah perjuangan berat membujuk anak-anak yang mengeluh atau malah berhenti di tengah jalan bermain-main, kami berhasil mencapai tujuan yaitu sebuah danau kecil yang bernama: Rifflesee.


Sayang, angin bertiup cukup kencang membuat air danau selalu beriak, sehingga bayangan Matterhorn tidak cukup jelas direfleksikan di permukaan danau.
Foto Matterhorn ketika cuaca ideal di Riffelsee. Source: website resmi Zermatt.

 

Salam, RF – www.FrindosOnFinance.com


Feel free to share with buttons below. Thank you.

LEAVE A REPLY